ATHARI ANUGERAH KELANA

"kami hidup dari bumi untuk bumi sampai mati" HIMA TEKNIK GEOLOGI-UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN

Search This Blog

Powered by Blogger.

Blog Archive

  • ▼  2020 (4)
    • ▼  July (4)
      • GUNUNG API
      • KEKAR & SESAR
      • BATUAN SEDIMEN KIMIAWI DAN ORGANIK
      • SUNGAI & PANTAI

Report Abuse

FOCUSING ON GEOLOGICAL ENGINEERING

athari a.k
View my complete profile
  • Home
  • Home



1.1. Pengertian Gunung Api


Menurut Bates and Jackson (1987), gunungapi adalah suatu jalan keluar atau lubang permukaan bumi yang dilalui oleh magma dan gas serta debu hingga bongkah hasil erupsi. Bentuk atau strukturnya pada umumnya seperti kerucut yang dihasilkan oleh material yang dikeluarkan dari dalam bumi.

1.2. Perbedaan Erupsi Efusif, Eksplosif, dan Campuran

1.2.1.  Erupsi Efusif
Erupsi efusif merupakan erupsi yang terjadi karena letak dapur magma yang dangkal, volume gas yang kecil, dan juga magma yang bersifat basa. Erupsi efusif ini dicirikan oleh pengeluaran lava menuju ke permukaan Bumi yang terkadang disertai dengan terjadinya letusan eksplosif yang kecil.


Proses Terjadinya Erupsi Efusif
erupsi efusif  terjadi melalui beberapa tahapan antara lain sebagai berikut:
·        - Terdapat magma yang mengandung S1O2 dengan kadar yang rendah dan hal ini menyebabkan gas akan mengembang dengan mudah.
·       -  Ketika magma telah mencapai permukaan Bumi maka gelembung gas akan mengembang dengan cepat menyesuaikan tekanan pada atmosfer.
·        - Gelembung gas yang mengembang ini selanjutnya akan pecah dan menyebabkan terjadinya erupsi non eksplosif (efusif) yang berupa aliran lava.

1   1.2.2. Erupsi Eksplosif

Erupsi eksplosif merupakan erupsi yang terjadi apabila letak dapur magma yang dalam, kemudian terdapat volume gas yang besar, dan juga magma yang bersifat masam. Erupsi eksplosif ini merupakan proses keluarnya magma menuju ke permukaan Bumi dengan tekanan gas yang sangat kuat sehingga menimbulkan letusan atau ledakan

Proses Terjadinya Erupsi Eksplosif
Terjadinya erupsi eksplosif ini melalui beberapa proses. Berikut merupakan tahapan terjadinya erupsi eksplosif:
·         -Terdapat magma yang mengandung S1O2 dengan kadar yang tinggi (viskositas tinggi), dan kemudian gelembung gas akan sulit mengembang karena adanya tekanan gas yang bekerja dalam gelembung gas.
·               - Ketika magma mencapai permukaan Bumi, maka gelembung gas tadi akan mempunyai tekanan yang tinggi.
·         -Gelembung gas yang mempunyai tekanan tinggi tadi selanjutnya akan bisa meledak dengan eksplosif dan menyesuaikan tekanan pada atmosfer.
·                -Kemudian dalam perjalanan magma ke atas, pembentukan gelembung gas tadi akan menyebabkan terjadinya fregmentasi pada liquid yang ada di sekitarnya yang pada akhirnya akan dierupsikan sebagai material piroklastik pada saat terjadi erupsi eksplosif

1.2.3. Erupsi Campuran

Erupsi campuran ini merupakan erupsi yang terjadi karena adanya variasi letak dapur magma, volume gas dan juga sifat dari magma yang tidak asam dan juga tidak basa (intermedier). Erupsi- erupsi volkan yang sering terjadi di Indonesia sebagian besar merupakan erupsi yang bertipe campuran dengan material intermedier yang cenderung bersifat basa. Bentuk volkan yang dihasilkan dari erupsi ini adalah strato atau kerucut.

1.3. Tipe – Tipe Erupsi Gunungapi
Berdasarkan atas tingkat aktivitas, sifat ledakan, dan komposisi materi sebaliknya (Olilier, 1969)

1.3.1. Gunungapi tipe Iceland

Gunungapi ini memiliki sifat-sifat, erupsi celah dominan dan menerus, eruspi yang tenang menimbulkan banjir lava basalt sangat luas membentuk dataran lava horizontal, dapat terbentuk kerucur-kerucut kecil disepanjang celah. Erupsi yang sangat besar ini tercatat dalam sejarah Laki, Iceland 1783.

1.3.2. Gunungapi Tipe Hawai

Gunungapi yang mempunyai ciri-ciri: magma basaltic sama seperti Tipe Iceland tetapi keluar melalui kawah sentral. Pancaran api semburan lava yang berulangkali membentuk bukit scoria kecil. Dihasilkan sedikit gas dan tephra. Dihasilkan lava berbuih yang meluas di sepanjang lereng landau sampai beberapa kilometer jaraknya dari pusat bumi.

1.3.3. Gunungapi Tipe Stromboli

Tipe erupsi lebih kuat disbanding dengan tipe Hawai, magma bersifat basltiik. Fragmen batuan piroklastik lebih banyak daripada kandungan pada tipe hawai. Ledakan ringat, teratur, interval pendek. Erupsi kadang-kadang diselingi oleh lelehan lava sehingga terjadi deposit volkanikyang terdiri dari perselingan lava dan tefra. Erupsi pada umumnya ditandai oleh awan putih terdiri dari uap yang kelauar dari uap yang keluar dari kawah.

1.3.4. Gunungapi Tipe Vulkano

Lava lebih kental dan membeku lebih cepat. Ledakan yang keras dapat merusakkan struktur volkanik yang sudah terbentuk. Erupsi menghasilkan banyak debu volkanik berupa awan gelap berbentuk cauliflower. Jika tidak terbentuk lava, maka fragmen yang keluar seluruhnya terdiri dari fragmen batuan tua.

1.3.5. Gunungapi Tipe Vesuvius

Ledakannya lebih keras daripada tipe volcano dan Stromboli. Awan debu volkanik terlempar sangat tinggi dan tersebar luas, tampak terang pada malam hari.

1.3.6. Gunungapi Tipe Plinian

Ledakan ekstrem keras, lebih keras daripada tipe Vesuvius, debu volkanik yang terhambur cukup banyak hingga mengubur kota Pompei. Debu volkanik yang panas pijar menimbulkan cahaya api seterang kilat dan setelah padam menimbulkan kegelapan yang lebih gelap daipada gelapanya malam hari. Uap gelap tebal merupakan base surge yang bergulung-gulung di permukaan bumi bagaikan air bah.

1.3.7. Gunungapi Tipe Pelee

Ledakan sangat keras, magma sangat kental, sejumlah pumis dierupsi sangat cepat, magma bersifat menengah hingga asam. Nuees Ardentes (awan debu panas pijar) merupakan karakterisitik tipe ini. Awan debu terupsi secara lateral.

1.3.8. Gunungapi Tipe St. Vincent

Lava kental, tekanan gas sedang. Kemudian awan debu terupsi secara vertical. Didalam kawah pada saat ledakan terdapat air, ditumpahkan keluar, contoh gunung tipe ini yaitu Gunung Kelud

1.3.9. Gunungapi Tipe Merapi

Lava cair pijar, tekanan gas rendah, awan panas pijar merupakan karakteristik tipe ini. Sumbat lava yang menutup lubang erupsi dapat hancur karena ledakan dan menjadi bahan piroklastik atau awan panas. Awan debu mengalir secara lateral pada lereng kubah cembung.

1.3.10. Gunungapi Tipe Krakatau

Erupsi paling hebat setelah masehi, yaitu ledakan Gunung Krakatu pada 1883. Suara ledakan terdengar dari jarak 150 km  pada tanggal 20 mei 1883. Ledakan pada tanggal 27 agustus 1883 terdengar di seluruh wilayah seluas ±7% dari permukaan bumi, dan di Pulau Rodriguez yang jaraknya 4.750 km. Abu gunungapi mencapai ketinggian 50 km di atas permukaan bumi.

1.4. Bentuk – Bentuk Gunungapi

1.4.1. Gunungapi Berlapis (Strato Volcano)

Strato artinya lapisan, oleh karena badan gunung api ini terdiri dari lapisan lapisan lava yang bercampur dengan hasil-hasil vulkanis lainnya seperti debu, pasir, kerikil, dan bom. Campuran yang dikandungnya memungkinkan endapan pada lereng gunung berlapis-lapis sehingga gunung api semakin tinggi menjulang keatas. Pembentukan stratovolcano ini terjadi di zona subduksi. Di Indonesia gunung api strato paling banyak dijumpai.
Gunung api strato selain berciri bentuknya seperti kerucut juga memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  • Berbentuk akibat erupsi yang berganti-ganti antara efusif dan eksplosif, sehingga memperlihatkan batuan beku yang berlapis-lapis pada dinding kawahnya
  • Mengalami letusan yang berkali-kali, dengan dapur magma yang dalam dan viskositas serta kekentalan magma tinggi
1.4.2. Gunungapi Maar

Kata maar berasal dan bahasa Jerman yang berarti “kawah”. Maar terjadi karena letusan gunung berapi hanya terjadi satu kali. Setelah itu aktivitas vulkanik berhenti sama sekali. Akibat letusan tersebut, sebuah lubang berbentuk corong besar, yang dikelilingi tebing berombak jika terjadi erupsi. Jika dasar dan dinding maar tidak bisa ditembus oleh air, maká membentuk danau yang disebut danau maar. Namun, ada juga maar kering karena jenis tanah pada dasarnya tidak bisa menahan air. Bentuk gunung api ini memiliki ciri-ciri:
  • Gunung api ini terbentuk karena ada letusan besar yang membentuk lubang besar atau eksplosif pada puncak yang disebut kawah.
  • Bentuk gunung api ini, sekali meletus dengan eksplosif, maka menjadi gunung api yang mati
  • Memiliki dapur magma yang dangkal dengan tekanan yang tinggi
  • Gunung api ini memiliki corong. Contohnya Gunung Lamongan Jawa Timur dengan kawahnya Klakah
1.4.3. Gunungapi Kubah (Dome)

Kadang juga disebut sebagai “kubah-sumbat (plug-dome )“, terbuat dari lava kental mengandung asam yang keluar saat terjadi letusan. Lava ini mengisi lubang kawah di bagian puncak gunung. Lava yang mengeras pada kawah ini dapat menurup lubang pada dinding gunung, dan ini dapat mengakibatkan terjadinya ledakan. Lava ini mengisi lubang kawah di bagian puncak gunung. Gunung-api Kubah umumnya memiliki sisi yang curam dan bentuk cembung. Ciri : Akumulasi vikositas tinggi, contoh Puncak Lassen di Sierra Nevada dan gunung Pelee di Martinique

1.4.4. Gunungapi Perisai (Shield Volcano)

Gunungapi tipe perisai bukan terbentuk dari adanya letusan, melainkan lebih karena adanya aliran lava basal bersifat tipis dan basah. Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tingggi ( curam ), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Gunung api perisasi atau sering diekanl dengan gunung api tameng, memiliki ciri-ciri:
  • Gunung api ini terjadi karena magma cair keluar dengan tekanan rendah hampir tanpa letusan atau letusan efusif.
  • Dapur magma dangkal dengan magma yang sangat cair
  • Lereng yang terbentuk menjadi sangat landai.
Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai, Mauna Loa dan Mauna Kea.

1.5. Pengertian Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunungapi

Kawasan Rawan Bencana (KRB) merupakan tingkat kerawanan bencana suatu daerah apabila terjadi letusan/kegiatan gunungapi. KRB ini menjelaskan tentang jenis dan sifat bahaya gunungapi, daerah rawan bencana, arah/jalur penyelamatan diri, lokasi pengungsian dan Pos Penanggulngan Bencana. Gunungapi.

1.6. Pembagian Zona KRB Gunungapi
Kawasan Rawan Bencana I
Kawasan Rawan Bencana I adalah kawasan yang berpotensi terlanda lahar/banjir. Selama letusan membesar, kawasan ini berpotensi tertimpa material jatuhan berupa hujan abu lebat dan lontaran batu (pijar). Kawasan ini dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.      Kawasan rawan bencana terhadap aliran lahar/banjir. Kawasan ini terletak di sepanjang sungai / di dekat lembah sungai atau di bagian hilir sungai yang berhulu di daerah puncak.
2.      Kawasan rawan bencana terhadap jatuhan berupa hujan abu tanpa memperhatikan arah tiupan angin dan kemungkinan dapat terkena lontaran batu (pijar).

Kawasan Rawan Bencana II
Kawasan Rawan Bencana II adalah kawasan yang berpotensi terlanda awan panas, mungkin aliran lava, lontaran batu, guguran, hujan abu lebat, umumnya menempati lereng dan kaki gunungapi. Kawasan ini dibedakan menjadi dua yaitu
1.      Kawasan rawan bencana terhadap aliran masa berupa awan panas, aliran lava, guguran batu (pijar), meliputi lembah-lembah sungai yang berhulu di sekitar puncak dan dapat mencapai radius 10 km dari pusat erupsi.
2.      Kawasan rawan bencana terhadap material lontaran dan jatuhan seperti lontaran batu (pijar), hujan abu lebat. Daerah ini meliputi radius 5 km dari pusat erupsi, yang umumnya terdiri atas hutan alam dan hutan lindung. 

Kawan Rawan Bencana III
Kawasan Rawan Bencana III adalah kawasan yang sering terlanda awan panas, aliran lava, lontaran bom vulkanik. Pada Kawasan Rawan Bencana III tidak diperkenankan untuk hunian tetap dan penggunaan bersifat komersial. Pernyataan daerah tidak layak huni diputuskan oleh pimpinan Pemerintah Daerah atas rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Kawasan ini meliputi daerah puncak dan sekitarnya dengan radius 3 km dari pusat erupsi,.



























A.                Pengertian Kekar
Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya yang bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran. Secara umum dicirikan oleh: a). Pemotongan bidang perlapisan batuan; b). Biasanya terisi mineral lain (mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa dsb; c) kenampakan breksiasi. (Noor, 2010)

             Kekar adalah struktur rekahan pada batuan dimana tidak ada atau relative tanpa mengalami pergeseran pada bidang rekahannya. Kekar merupakan jenis struktur batuan dalam bentuk bidang pecah. Karena sifat bidang ini memisahkan batuan menjadi bagian-bagian terpisah maka struktur kekar merupakan jalan atau rongga kesarangan batuan untuk dilalui cairan dari luar beserta materi lain seperti air, gas dan unsur-unsur lain yang menyertainya. (Mansur, 2014)
B.                 Proses Terbentuknya Kekar
Pembentukan Kekar Ada dua faktor dalam pembentukan struktur kekar pada batuan, yaitu faktor dari gaya endogen dan faktor dari gaya eksogen. Pada gaya endogen ini terjadi karena adanya tektonik, gaya tektonik ini dibedakan menjadi dua yaitu gaya tekan atau kompresi, pada gaya tekan ini akan membentuk jenis kekar gerus atau shear joint, yang kedua yaitu gaya tarik atau tension pada gaya ini akan membentuk kekar tarik atau disebut tension joint. Pada faktor gaya eksogen biasanya terjadi karena adanya gaya pengerutan yang timbul dari pendinginan batuan beku atau pengeringan pada batuan sedimen sehingga terbentuk jenis kekar pengerutan atau disebut shringkage joint, selain itu juga bisa terjadi karena adanya penghilangan beban batuan yang tererosi hal ini membentuk jenis kekar lembaran atau disebut sheet joint.


C.                 Pengertian Sesar, Unsur-unsur Anatomi Sesar, Struktur Sesar dan   Macam-macam Sesar
Sesar merupakan retakan yang mempunyai pergerakan searah dengan arah retakan. Ukuran pergerakan ini adalah bersifat relatif, dan kepentingannya juga relatif. Sesar mempunyai bentuk dan dimensi yang bervariasi. Ukuran dimensi sesar mungkin dapat mencapai ratusan kilometer panjangnya (sesar Semangko) atau hanya beberapa sentimeter saja. Arah singkapan suatu sesar dapat lurus atau berliku-liku. Sesar boleh hadir sebagai sempadan yang tajam, atau sebagai suatu zona, denganketebalan beberapa milimeter hingga beberapa kilometer. (Noor, 2010)
Sesar adalah bentuk rekahan pada suatu lapisan batuan yang menyebabkan suatu blok batuan bergerak relatif terhadap blok batuan yang lain. Pergerakannya ada yang bergerak naik, turun dan mendatar. Sesar ini terjadi pada batuan yang plastis ataupun gaya yang diberikan pada lapisannya telah melebihi batas maksimume lastisitasannya. Pergerakan secara tiba-tiba dapat mengakibatkan sutu getaran yang disebut gempa bumi. Sesar ini merupakan rekahan pada batuan yang telah mengalami suatu pergeseran.
Unsur-unsur pada struktur sesar yaitu:
1)        Bidang sesar: bidang rekahan tempat terjadinya pergeseran, yang kedudukannya dinyatakan dengan jurus dan kemiringan.
2)        Hanging wall : bagian terpatahkan yang berada diatas bidang sesar.
3)        Foot wall : bagian terpatahkan yang berada dibawah bidang sesar.


Istilah-istilah dalam struktur sesar:
1)        Jurus sesar (strike of fault), yaitu garis perpotongan pada bidang sesar dengan bidang horizontalnya yang diukur dari arah utara searah jarum jam.
2)        Kemiringan sesar (dip of fault), yaitu sudut yang dibentuk antara bidangsesar dengan bidang horizontalnya diukur secar tegak lurus (90o) dari arah strike
3)        Net Slip, yaitu pergeseran suatu titik yang mulanya berhimpit pada bidangsesar dikarenakan adanya sesar.
Rake, yaitu sudut yang dibentuk oleh net slip dengan strike slip atau dapat disebut pergeseran secara horizontal searah strike pada bidang sesar.


Anatomi sesar:
1.        Arah pergerakan yang terjadi disepanjang permukaan suatu sesar dikenal sebagai bidang sesar. Apabila bidang sesarnya tidak tegak, maka batuan yang terletak di atasnya dikenali sebagai dinding gantung (hanging wall), sedangkan bagian bawahnya dikenal dengan dinding kaki (footwall).
2.        Ada dua jenis gelinciran sesar, satu komponen tegak (dip-slip) dan satu komponenmendatar (strike-slip). Kombinasi kedua-dua gelinciran dikenal sebagai gelinciran oblik(oblique slip).
3.        Pada permukaan bidang sesar terdapat gores-garis sesar (slicken-side) yang dicirikan olehpermukaan yang licin, pertumbuhan mineral dan tangga-tangga kecil. Arah pergerakansesar dapat ditentukan dari arah gores garisnya.
4.        Menurut Anderson (1942) ada tiga kategori utama sesar, yaitu sesar normal atau sesarturun (normal fault), sesar sungkup/sesar naik (thrust fault) dan sesar mendatar (wrenchfault atau strike-slip fault).
5.        Sesar mendatar, berdasarkan gerak relatifnya terdapat sesar mendatar dekstral atausinistral. Sedangkan sesar transform adalah sesar mendatar yang terjadi antara dua lempeng yang saling berpapasan.
6.        Terdapat juga sesar jenis en echelon, sesar radial, sesar membulat dan sesar sepanjang perlapisan.

Berdasarkan pergeserannya, struktur sesar dalam geologi dikenal 3 jenis, yaitu:
1)      Sesar Mendatar (Strike-slip Fault) adalah sesar yang pergerakannya sejajar, blok bagian kiri relatif bergeser kearah yang berlawanan dengan blok bagian kanannya. Sesar mendatar dibagi menjadi dua, yaitu:
a.       Sesar Mendatar Dextral (sesar mendatar menganan) adalah sesar yang arah pergerakannya searah dengan arah perputaran jarum jam.
b.      Sesar Mendatar Sinistral (sesar mendatar mengiri) adalah sesar yang arah pergeseran berlawanan arah dengan arah perputaran jarum jam.
c.       Pergeseran pada sesar mendatar dapat sejajar dengan permukaan sesar atau pergeseran sesarnya dapat membentuk sudut (dip-slip/oblique). Sedangkan bidang sesarnya sendiri dapat tegak lurus maupun menyudut dengan bidang horisontal

2)      Sesar Naik (Thrust Fault) adalah sesar dimana salah satu blok batuan bergeser ke arahatas dan blok bagian lainnya bergeser ke arah bawah disepanjang bidang sesarnya. Padaumumnya bidang sesar naik mempunyai kemiringan lebih kecil dari 45o
3)      Reverse Faults, adalah patahan hasil dari gaya tegasan kompresional horisontal pada batuan yang bersifat retas, dengan kemiringan bidang sesar lebih besar 45° dimana hangingwall block berpindah relatif kearah atas terhadap footwall block.
 
4)      Sesar Turun (Normal fault) adalah sesar yang terjadi karena pergeseran blok batuanakibat pengaruh gaya gravitasi. Secara umum, sesar normal terjadi sebagai akibat darihilangnya pengaruh gaya sehingga batuan menuju ke posisi seimbang (isostasi).
 

6)      Dip Slip Faults adalah patahan yang bidang patahannya menyudut (inclined) dan pergeseran relatifnya berada disepanjang bidang patahannya atau offset terjadi di sepanjang arah kemiringannya.

7)      Half-Grabens adalah patahan normal yang bidang patahannya berbentuk lengkungan dengan besar kemiringannya semakin berkurang kearah bagianbawah sehingga dapat menyebabkan blok yang turun mengalami rotasi.

D.                Indikasi Sesar
Adapun di lapangan indikasi suatu sesar / patahan dapat dikenal melalui :
1)        Gawir sesar atau bidang sesar;
2)        Breksiasi, gouge, milonit, ;
3)        Deretan mata air;
4)        Sumber air panas;
5)        Penyimpangan / pergeseran kedudukan lapisan;
6)        Gejala-gejala struktur minor seperti: cermin sesar, gores garis, lipatan dsb.
 

E.                 Klasifikasi Sesar Menurut Anderson & Rickhard (1972)
Data yang diperlukan untuk penamaan jenis sesar berdasarkan klasifikasi sesar menurut Rickhard, 1972 adalah:
1)        Dip bidang sesar
2)        Pitch
3)        Strike slip
4)        Dip slip/Net slip

Penamaan sesar (Rickard, 1972) berdasarkan nomor yang ada pada gambar di atas sebagai berikut:
1.        Sesar naik dengan dip < 450 (Thrust slip fault).
2.        Sesar naik dengan dip > 450 (Reverse slip fault).
3.        Sesar naik dekstral dengan dip < 450 (Right thrust slip fault)
4.        Sesar dekstral naik dengan dip < 450 (Thrust right slip fault)
5.        Sesar dekstral naik dengan dip > 450 (Reverse right slip fault)
6.        Sesar naik dekstral dengan dip > 450 (Right reverse slip fault)
7.        Sesar dekstral (right slip fault)
8.        Sesar dekstral normal dengan dip < 450 (Lag right slip fault)
9.        Sesar normal dekstral dengan dip < 450 (Right lag slip fault)
10.    Sesar normal dekstral dengan dip > 450 (Right normal slip faut)
11.    Sesar dekstral normal dengan dip > 450 (Normal right slip fault)
12.    Sesar normal dengan dip < 450 (Lag slip fault)
13.    Sesar normal dengan dip > 450 (Normal slip fault)
14.    Sesar normal sinistral dengan dip < 450 (Left lag slip fault)
15.    Sesar sinistral normal dengan dip < 450 (Lag left slip fault)
16.    Sesar sinistral normal dengan dip > 450 (Normal left slip fault)
17.    Sesar normal sinistral dengan dip > 450 (Left Normal slip fault)
18.    Sesar sinistral (Left slip fault)
19.    Sesar sinistral naik dengan dip < 450 (Thrust left slip fault)
20.    Sesar naik sinistral dengan dip < 450 (Left thrust slip fault)
21.    Sesar naik sinistral dengan dip > 450 (Left reverse slip fault)
22.    Sesar sinistral naik dengan dip > 450 (Reverse left slip fault)

F.                  Klasifikasi Sesar Berdasarkan Pergeseran Semu & Sebenarnya
1.    Berdasarkan sifat pergerakan relatif semu
a.         Strike separation fault adalah pergeseran relatif semu searah dengan jurus bidang sesar, yang terdiri dari:
1)        Strike left separation fault, jika kita berdiri di suatu blok dari suatu sesar maka akan terlihat jejak pergeseran semu pada blok yang lain bergeser ke arah kiri.
2)        Strike right separation fault, jika kita berdiri di suatu blok dari suatu sesar maka akan terlihat jejak pergeseran semu pada blok yang lain bergeser ke arah kanan.
b.        Dip separation fault adalah pergeseran relatif semu searah dengan kemiringan bidang sesar, yang terdiri dari:
1)        Normal separation fault, jika sesar dilihat penampang vertikal, jejak pergeseran pada footwall ditemukan di atas jejak yang sama pada hangingwall.
2)        Reverse separation fault, jika sesar dilihat penampang vertikal, jejak pergeseran pada footwall ditemukan di bawah jejak yang sama pada hangingwall
2.    Berdasarkan sifat pergeseran relatif sebenarnya
a.         Strike slip fault adalah pergeseran relatif semu searah dengan jurus bidang sesar, yang terdiri dari:
1)        Strike left slip fault, jika berdiri di suatu blok dari suatu sesar maka akan terletak jejak pergeseran sebenarnya pada blok yang lain bergeser ke arah kiri.
2)        Strike right slip fault, jika berdiri di suatu blok dari suatu sesar maka akan terletak jejak pergeseran sebenarnya pada blok yang lain bergeser ke arah kanan.
b.        Dip slip fault adalah pergeseran relatif sebenarnya searah dengan keiringan bidang sesar, yang terdiri dari:
1)        Normal slip fault, blok hangingwall relatif turun terhadap footwall.
2)        Reverse slip fault, blok hangingwall bergerak relatif naik terhadap footwall
c.         Oblique slip fault adalah pergeseran miring relative sebenarnya terhadap bidang sesar. Untuk penamaan sesar ini dipakai kombinasi istilah “dip slip dan strike slip” seperti di bawah ini:
1)        Normal left slip fault
2)        Normal right slip fault
3)        Reverse left slip fault
4)        Reverse right slip fault
5)        Vertical oblique slip fault
d.        Sesar rotasi adalah yang memperlihatkan pergeseran berputar pada bidang sesarnya.
1)        Clokwise rotation fault, blok yang berlawanan bergerak searah jarum jam
2)        Anticlokwise rotation fault, blok yang berlawanan bergerak berlawanan arah jarum jam
 






Newer Posts Older Posts Home

ABOUT AUTHOR

Hello everyone!!
as you know my name in the header
you can call me Atar,I'm 19 YO and I'm Student at University of Jendral Soedirman.
I hope you are satisfied with the knowledge that I share

POPULAR POSTS

  • BATUAN SEDIMEN KIMIAWI DAN ORGANIK
     Pengertian Batuan Karbonat, Batuan Evaporit, dan Batuan Organik (Batubara) dan contohnya (3)  Batuan sedimen organik karbonat ada...
  • SUNGAI & PANTAI
    1.       Pengertian Sungai dan tahapan perkembangan sungai Sungai atau kali (In...
  • KEKAR & SESAR
    A.                 Pengertian Kekar Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya yang bekerja pada ...
  • GUNUNG API
    1.1. Pengertian Gunung Api Menurut Bates and Jackson (1987), gunungapi adalah suatu jalan keluar atau lubang permukaan bumi yang d...

Advertisement

FOLLOW ME @atharianugerah1892

About Me

Popular Posts

  • BATUAN SEDIMEN KIMIAWI DAN ORGANIK
     Pengertian Batuan Karbonat, Batuan Evaporit, dan Batuan Organik (Batubara) dan contohnya (3)  Batuan sedimen organik karbonat ada...
  • SUNGAI & PANTAI
    1.       Pengertian Sungai dan tahapan perkembangan sungai Sungai atau kali (In...
  • KEKAR & SESAR
    A.                 Pengertian Kekar Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya yang bekerja pada ...

Advertisement

Copyright © 2016 ATHARI ANUGERAH KELANA. Created by OddThemes